Monthly Archives: August 2009

Indonesia-Malaysia

Standard

Banyak hal yang kita saksikan akhir-akhir ini di media mengenai perilaku Malaysia terhadap Indonesia. Dari masalah angklung, batik, hingga yang terakhir tari pendet. Apa yang sedang terjadi dengan kedua negara yang mengaku sebagai Saudara serumpun? Apakah akan terjadi perselisihan bahkan perang antara kedua negara?

Melihat dari masalah tari pendet yang mencuat belakangan ini dikarenakan masuk ke dalam acara Enigmatic Malaysia yang di siarkan oleh Discovery Channel, saya mendengar bahwa terjadi kesalahan oleh pihak Discovery Channel yang salah memasukkan tari pendet ke dalam acara tersebut. Pertanyaan saya, apakah pihak Discovery Channel tidak bertanya kepada orang Malaysia yang berkecimpung di dalam program tersebut? apabila tidak, hal tersebut sangatlah ceroboh. Pihak Discovery Channel haruslah meminta maaf kepada Pemerintah dan Rakyat Indonesia atas kesalahan tersebut. saya rasa, itu adalah sikap yang gentle mau mengakui kesalahannya. TETAPI, apabila memang ada pihak-pihak dari Malaysia yang memang sengaja memasukkan tari pendet ke dalam program acara tersebut, sebaiknya pihak Malaysia mengusutnya dan mengadilinya karena menjadikan hubungan kedua negara menjadi panas.

Selain tari Pendet, yang terakhir mencuat adalah video rekaman oleh polisi Malaysia terhadap TKI. Saat melihat video tersebut, saya ingin pergi bertemu dengan para polisi tersebut dan ingin memukuli mereka seperti mereka memukuli TKI. Mereka sungguh Biadab, tidak punya perasaan dan saya rasa tidak punya otak. Apakah orang-orang Malaysia yang tersandung kasus di Indonesia diperlakukan seperti itu? Saya rasa tidak. Tetapi, apakah kita harus membalas semua itu dengan apa yang mereka lakukan? Bukankan Agama mengajarkan kita tidak untuk membalas dendam? Tetapi, apabila hal tersebut terjadi berkali-kali, batas kesabaran kita sudah habis. Kita harus menunggu dari pihak pemerintah untuk menyelesaikan masalah ini. Tetapi, apabila tidak ada jalan keluar maka Perang adalah jalan terakhir.

Hari ini saya menonton acara Metro Hari Ini yang malam hari. Pada acara tersebut, ditampilkan Bapak Permadi sebagai Tamu. Beliau sungguh berapi-api menyuruh pemerintah untuk bertindak dan menyerukan agar Perang. Beliau juga menyerukan agar para TKI yang di ada di Malaysia ditarik kembali ke Indonesia. Menurut saya, hal tersebut bukanlah hal yang sesimpel dikatakan. Sangat sulit untuk menarik para TKI yang ada di Malaysia. Apabila semua terdaftar di dalam database department Tenaga Kerja dan KBRI di Malaysia, mungkin akan bisa. Tetapi bagaimana dengan para TKI ilegal? Jika mereka ditarik kembali, siapa yang mau memberikan mereka pekerjaan di negri sendiri?

Hubungan antara Indonesia dan Malaysia yang semakin memanas membuat Universitas Dipenogoro Semarang menutup program mahasiswa dari Malaysia. Saya tidak tahu apakah ini menjadi salah satu dampak dari hubungan tersebut. Apabila iya, saya tidak bisa berkata apa-apa karena itu semua berserah kepada pihak otoritas kampus UnDip. Hal tersebut (mungkin) menjadi salah satu bentuk protes Indonesia yang diwakilkan oleh UnDip terhadap Malaysia.

Lalu, apa yang harus kita lakukan? Pertama, kita tidak boleh termakan oleh semua omongan busuk tentang Indonesia yang dikeluarkan oleh pihak-pihak Malaysia yang tidak bertanggung jawab. Bukankah yang mereka inginkan adalah kita marah, gelap mata dan membalas semua apa yang mereka lakukan terhadap kita? Kita harus saling merapatkan diri dan tidak terjebak oleh semua itu. Kedua, kita hanya bisa menunggu dan menunggu hasil diplomasi dari pemerintah Indonesia kepada pemerintah Malaysia. Hal ini harus diselesaikan dengan cepat apabila tidak ingin ada hal yang pemerintah kedua negara inginkan. Ketiga, tidak mengunjungi negeri jiran tersebut karena dengan tidak mengunjungi Malaysia, kita sudah mendukung pemerintah dan membuat penghasilan rakyat Malaysia berkurang. Kalian tau kan kalau kita termasuk negara yang penduduknya konsumtif. dan yang terakhir adalah, Perang. Tetapi hal ini menjadi pilihan paling akhir apabila jalur diplomasi bisa dilakukan. Mari kita rapatkan barisan dan kita jaga Indonesia.

HIDUP INDONESIA!!!

Cirebon, 28 august 2009